Posts Subscribe to InFoGauLComments

Online

make own

.: Blog Maharani :.

.: Salam Blogger :.
"Dibutuhkan kedewasaan untuk memahami pemikiran orang dewasa. Dan masalah adalah jalan untuk mendewasakan diri.."
Selengkapnya tentang saya

Dyah Anindya

Dyah Anindya

Ya Allah
"..kupasrahkan segala jiwa dan raga ini hanya milikMu kutahu sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan adalah yang terbaik dalam realita hidup dan matiku karana Engkau Maha Mengetahui segala yang terbaik bagiku..."

FIND ME ON..

mybloglog twitter facebook HOME
Info

Faktor-faktor yang Harus dipertimbangkan Dalam Pemilihan Media Pembelajaran


Faktor-faktor yang Harus dipertimbangkan Dalam Pemilihan Media Pembelajaran

Pada tingkat yang menyeluruh dan umum, pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:

1.Objektivitas
Unsur subjektivitas guru di dalam memilih media pengajaran harus dihindari. Artinya, guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas kesenangan pribadi. Untuk menghindari hal ini, alangkah baiknya guru meminta pandangan atau saran dari teman sejawat atau melibatkan siswa di dalam memilih media pengajaran.
2.Program pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya maupun kedalamannya. Terkecuali jika program itu hanya di maksudkan untuk mengisi waktu senggang saja, daripada anak didik bermain tidak karuan.
3.Sasaran program
Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang menerima informasi pengajaran melalui media pembelajaran. Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi catertentu anak didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berpikirnya, daya imajinasinya, kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya. Untuk itu maka media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat perkembangananak didik.
4.Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi yangdimaksud meliputi situasi dan kondisi sekolah serta situasi dan kondisi peserta didik yang akan mengikuti pelajaran.
5.Kualitas teknik
Dari segi teknik media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat.
6.Efektifitas dan efisiensi penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang ingin dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap optimal oleh anak didik. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin.
Dalam bukunya Ahmad Rohani yang berjudul “Media Instruksional Edukatif” juga dipaparkan, ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media instruksional edukatif, di antaranya :
a.Relevasi pengadaan media instruksional edukatif
b.Kelayakan pengadaan media instruksional edukatif
c.Kemudahan pengadaan media instruksional edukatif
Berkaitan dengan pemilihan media beberapa ahli mengatakan 
Untuk memilih atau menggunakan suatu media perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1.Biaya yang lebih murah, pada saat pembelian atau pun pemeliharaan
2.Kesesuaian media dengan metode
3.Kesesuaian media dengan karakteristik peserta didik
4.Pertimbangan praktis
5.Ketersediaan media tersebut.
Dalam lembaga pendidikan formal, berbagai media pendidikan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar, baik media jadi yang dibeli dari toko/pasar bebas maupun media yang dibuat sendiri, ataupun media yang disiapkan dan dikembangkan oleh sekolah sendiri. Dalam hal ini guru haruslah pandai dalam memilih media apa yang sesuai dan cocok digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. 

Untuk itu beberapa faktor perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menggunakan media, diantaranya :
1.Faktor tujuan
Media dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan/ dirumuskan
2.Faktor Efektifitas
Dari berbagai media yang ada, haruslah dipilih media yang paling efektif untuk digunakan dan paling tepat/sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan
3.Faktor kemampuan guru dan siswa
Media yang dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan kemampuan yang ada pada guru dan siswa, sesuai dengan pola belajar serta menarik perhatian
Dengan mempertimbangkan beberapa faktor-faktor diatas, maka kecil kemungkinannya seorang guru keliru dalam memilih dan menggunakan media, atau setidak-tidaknya dapat mengurangi kesalahan dalam memilih media yang akan digunakan. Disamping itu, akan memperjelas pula bahwa efektifitas tercapainya tujuan tidaklah tergantung pada mahal atau murahnya harga media tersebut. Ketepatan dalam memilih dan menggunakan media akan sangat berpengaruh terhadap pencapaiannya tujuan pengajaran

Prinsip-prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Drs.Sudirman N (1991) membagi prinsip-prinsip pemilihan media pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori, sebagai berikut :
1.Tujuan pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.
2.Karakteristik media pembelajaran
Setiap media pengajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Seorang guru harus bisa memahami karakteristik dari berbagai jenis media pembelajaran yang bervariasi. Sedang apabila kurang memahami karakteristik media tersebut maka guru akan di hadapkan pada kesulitan yang akan menghambat proses pembelajaran.
3.Alternatif pilihan
Memilih merupakan proses pembuatan keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Seorang guru harus bisa menentukan pilihan mengenai media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan.

Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan media adalah sebagai berikut:

a.Motivasi. Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan.
b.Perbedaan individual. Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Faktor-faktor seperti intelegensi, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar. Tingkat kecepatan penyajian informasi melalui media harus berdasarkan kepada tingkat pemahaman.
c.Tujuan pembelajaran. Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pengajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar.
d.Organisasi isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau ketrampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urut-urutan yang bermakna.
e.Persiapan sebelum belajar. Ketika merancang materi pelajaran, sebaiknya perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat persiapan siswa.
f.Emosi. Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan.
g.Partisipasi. Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa harus menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan kepadanya. Oleh sebab itu, belajar memerlukan kegiatan. Dengan partisipasi, kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran itu.
h.Umpan balik. Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil beajar, pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan.
i.Penguatan. Apabila siswa berhasil belajar, ia didorong utnuk terus belajar. Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri.
j.Latihan dan pengulangan. Sesuatu hal baru jarang sekali dapat dipelajari secara efektif hanya dengan sekali jalan. Agar suatu pengetahuan atau ketrampilan dapat menjadi kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks.
k.Penerapan. Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bernalar dan memutuskan dengan menerapkan generalisasi atau prosedur terhadap berbagai masalah atau tugas baru.

Hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan dan penggunaan media :
a.Tidak ada satu-satunya media pun yang baik untuk semua siswa dan semua tujuan pembelajaran.
b.Penggunaan harus relevan dan konsisten dengan tujuan-tujuan pembelajaran.
c.Media yang digunakan hendaknya cukup dikenal murid.
d.Media hendaknya sesuai dengan sifat pelajaran.
e.Media harus sesuai dengan kemampuan dan pola belajar audience.
f.Media hendaknya dipilih secara objektif, bukan didasarkan oleh karena kesukaan subjektif.
g.Lingkungan sekitar perlu diperhatikan dalam menggunakan media, karena penggunaan media tertentu dapat mempengaruhi pihak-pihak lain, misalnya mengganggu penerimaan TV.

Kriteria dan pendekatan dalam pemilihan Media Pembelajaran
Di dalam pemilihan media pembelajaran ada beberapa kriteria yang perlu di perhatikan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b.Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Karena kesesuaian materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.
c.Kondisi audien(siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.
d.Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan, merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
e.Media yang akan dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada siswa secara tepat dan berhasil guna, sehingga tujuan yang akan ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
f.Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana mungkin lebih menguntungkan daripada menggunakan media yang canggih bilamana hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.
g.Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Misalnya OHP, proyektor slide dan film, komputer, dan peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.
h.Pengelompokkan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu efektif jika digunakan untuk kelompok kecil atau perorangan.
i.Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen-elemen lain yang berupa latar belakang.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk memilih dan menentukan teknologi pembelajaran yang tepat yang dijelaskan dalam bukunya Drs. Muh. Safei, M.Si dalam bukunya “Teknologi Pembelajaran Berbasis TIK”, dan pertimbangan dalam memilih media antara lain sebagai berikut: 
1.Tujuan/Kolpetensi yang ingin dicapai
2.Materi pembelajaran
3.Karekteristik siswa
4.Fasilitas pendukung/Ketersediaan
5.Kemampuan guru
6.Karakteristik media
7.Biaya
8.Ketepatgunaan/praktis penggunaannya
9.Pengelompokkan sasaran
10.Kompatibelitas (sesuai dengan norma)
11.Ketersediaan
12.Mutu teknis
13.Artistik

Kriteria di atas sejalan dengan kriteria dalam menentukan pemilihan media pembelajaran itu sendiri.
Dengan kriteria pemilihan media di atas, guru dapat lebih menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu untuk mempermudah tugas-tugas sebagai pengajar. Kehadiran media dalam proses pengajaran juga jangan dipaksakan sehingga mempersulit tugas guru, tapi harus sebaliknya mempermudah guru dalam menjelaskan bahan pengajaran. Oleh sebab itu media bukan keharusan tetapi sebagai pelengkap jika dipandang perlu untuk mempertinggi kualitas belajar dan mengajar.

Daftar Pustaka  :
Ahmad Rohani yang berjudul “Media Instruksional Edukatif”'
Drs. Muh. Safei, M.Si dalam bukunya “Teknologi Pembelajaran Berbasis TIK”
Drs.Sudirman N (1991)
Read more >>

Klasifikasi Media Pembelajaran






Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Media digunakan sebagai alat komunikasi yang sering digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan materi dari pengajar kepada peserta didiknya. Dengan media pembelajaran peserta didik akan lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selain itu lebih mudah untuk dipahami.

Media pembelajaran mempunyai jenis dan macamnya. Mulai dari media pembelajaran yang paling sederhana dan murah sampai media yang paling canggih dan mahal harganya. Ada media pembelajaran yang dapat dibuat oleh guru atau pengajar dan ada media pembelajaran yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran. Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah.



Klasifikasi media pembelajaran menurut para ahli
Klasifikasi media pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Menurut Rudi Bretz
Mengklasifikasikan ciri utama media pada unsur pokok yaitu: suara, visual, dan gerak. Untuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu: gambar visual, garis (liner graphic), dan simbol. Dia juga membedakan media siar dan media rekam, sehingga terdapat delapan klasifikasi media yaitu:
a. Media audio visual gerak
b. Media audio visual diam
c. Media audio semi gerak
d. Media visual gerak
e. Media visual diam
f. Media visual semi gerak
g. Media audio
h. Media cetak

2. Menurut Oemar H. Malik
Ada empat klasifikasi media pengajaran, yaitu:
a. Alat-alat visual yang dapat dilihat,
b. Alat-alat yang bersifat auditif atau yang hanya bisa didengar,
c. Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar,
d. Dramatisasi.

3.Menurut Gagne
Media diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok, yaitu:
a. Benda untuk didemonsrasikan,
b. Komunikasi lisan,
c. Media cetak,
d. Gambar diam,
e. Gambar bergerak,
f. Film bersuara,
g. Mesin belajar.

4.Menurut Allen
Terdapat Sembilan kelompok media, yaitu:
a. Visual diam,
b. Film, televisi,
c. Obyek 3 D,
d. Rekaman,
e. Pelajaran berprogram,
f. Demonstrasi,
g. Buku teks cetak,
h. Dan sajian lisan.


Disamping mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Allen melihat bahwa, media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Allen mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain: info factual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, ketrampilan, dan sikap. Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan belajar.

5.       Menurut Gerlach dan Ely (1971)
Media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas kedelapan kelompok yaitu:
Benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.

6.       Anderson (1976)
Mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan sebagai berikut:
a. Audio  Kaset audio, siaran radio, CID, telepon
b. Cetak  Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
c. Audio cetak  Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
d. Proyeksi visual diam  Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
e. Proyeksi audio visual diam  Film bingkai (slide) bersuara.
f. Visual gerak  Film bisu
g. Audio visual gerak Film gerak bersuara, video NCD, televise
h. Obyek fisik Benda nyata, model, specimen
i.  Manusia dan lingkungan



7.       Menurut Bretz dan Briggs
Menurut Bretz dan Briggs mengemukakan bahwa klasifikasi media digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu :
a.      Media Audio
Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke penerima pesan. Media audio berkaitan erat dengan indra pendengaran.contoh media yang dapat dikelompokkan dalam media audio diantaranya : radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa, dll.
b.     Media Visual
Media visual yaitu media yang mengandalkan indra penglihat. Media visual dibedakan menjadi dua yaitu: Media visual diam contohnya foto, ilustrasi, flashcard,gambar pilihan dan potongan gambar, film bingkai, film rngkai,OHP, grafik, bagan, diagram, poster, peta, dan lain- lain. Media visual gerak contohnya gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan sebagainya.
c.      Media audio visual
Media audiovisual merupakan media yang mampu menampilkan suara dan gambar. Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual dibedakan menjadi 2 yaitu:
Media audiovisual diam diantaranya TV diam, film rangkai bersuara, halaman bersuara, buku bersuara. Media audio visual gerak diantaranya film TV, TV, film bersuara, gambar bersuara, dll.
d.     Media Serbaneka
Media serbaneka merupakan suatu media yang disesuaikan dengan potensi di suatu daerah, di sekitar sekolah atau di lokasi lain atau di masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran. Contoh media serbaneka diantaranya : Papan tulis, media tiga dimensi, realita, dan sumber belajar pada masyarakat. Papan (board) yang termasuk dalam media ini diantaranya : papan tulis, papan buletin, papan flanel, papan magnetik, papan listrik, dan papan paku. Media tiga dimensi diantaranya : model, mock up, dan drama.
Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya . contoh pemanfaatan realita misalnya guru membawa kelinci, burung, ikan atau dengan mengajak siswanya langsung ke kebun sekolah atau ke peternakan sekolah. Sumber belajar pada masyarakat diantaranya dengan karyawisata dan berkemah.



Karakteristik media berdasarkan klasifikasinya

Berdasarkan beberapa pengklasifikasian di atas dapat ditarik kesimpulan secara umum media pembelajaran ada lima yaitu:
1.     Media berbasis cetakan,
2.     Media berbasis visual,
3.     Media berbasis audio-visual,
4.     Media berbasis komputer,
5.     Media berbasis manusia.

1.     Media berbasis cetakan
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikannya pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Jenis media bahan cetak ini diantaranya adalah : Buku Teks, Modul, Bahan Pengajaran Terprogram. Buku Teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.

Modul, yaitu suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu paket modul biasanya memiliki komponen petunjuk guru, lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan kunci lembaran tes.
Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu paket program pengajaran individual, hampir sama dengan modul. Materi media berbasis cetak merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya.
Dalam media berbasis cetakan terdapat enam hal yang harus diperhatikan saat merancang, yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.
Karakteristik media berbasis cetakan yaitu:

·        Teks dibaca secara linear.

·        Teks menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif

·        Teks ditampilkan statis.

·        Pengembangan sangat tergantung pada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual.

·        Teks juga berorientasi pada siswa.

·        Informasi dapat diatur dan ditata ulang oleh pemakai.



2.       Media berbasis visual
Media berbasis visual dalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkaian), slides (bingkai) foto, gambar, atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.

·        Karakteristik media berbasis visual yaitu:

·        Visual diamati berdasarkan ruang.

·        Visual juga menampilkan komunikasi satu arah dan reseptic.

·        Visual juga ditampilkan statis.

·        Persepsi visual digunakan sebagai acuan dalam prinsip-prinsip kebahasaan media berbasis teks.

·        Media visual juga berorientasi pada siswa.

·        Informasi dapat ditata ulang dan diatur oleh pemakai.



Media berbasis visual (image/perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk menyakinkan adanya proses informasi.



3.       Media berbasis audio visual
Media audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.
Karakteristik media berbasis audio visual ialah:
·       Bersifat linier
·       Menyajikan visualisasi yang dinamis
·       Digunakan dengan cara yang sudah ditetapkan sebalumnya oleh perancang atau pembuatnya
·       Merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak
·       Dikembangkan menurut prinsi psikologi behaveiorisme dan kognitif.
·       Umumnya berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan siswa yang interaktivnya rendah.
Pengajaran melalui audio visual, memiliki karakteristik pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti penggunaan proyektor, tape recorder, proyektor visual yang lebar. Jadi pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penerapanya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya bergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.

4.       Media berbasis audio visual
Media audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.
Karakteristik media berbasis audio visual ialah:
·       Bersifat linier
·       Menyajikan visualisasi yang dinamis
·       Digunakan dengan cara yang sudah ditetapkan sebalumnya oleh perancang atau pembuatnya
·       Merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak
·       Dikembangkan menurut prinsi psikologi behaveiorisme dan kognitif.
·       Umumnya berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan siswa yang interaktivnya rendah.
Pengajaran melalui audio visual, memiliki karakteristik pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti penggunaan proyektor, tape recorder, proyektor visual yang lebar. Jadi pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penerapanya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya bergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.

4.       Media berbasis komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor.
Media berbasis komputer memiliki karakteristik sebagai berikut:

·        Dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau secara linear

·        Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang atau pengembang sebagaimana direncanakannya.

·        Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, symbol, grafik.

·        Pembelajaran berorientasi pada siswa dan melibatkan interaksi siswa yang tinggi.

Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif, dan perorangan. Keberhasilan simulasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: skenario, model dasar, dan lapisan pengajaran.

4. Media berbasis komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor.
Media berbasis komputer memiliki karakteristik sebagai berikut:

·        Dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau secara linear.

·        Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang atau pengembang sebagaimana direncanakannya.

·        Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, symbol, grafik.

·        Pembelajaran berorientasi pada siswa dan melibatkan interaksi siswa yang tinggi.



Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif, dan perorangan. Keberhasilan simulasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: skenario, model dasar, dan lapisan pengajaran.

 Kelebihan dan kekurangan media pembelajaran


1. Media berbasis cetakan
Kelebihan Media Bahan Cetak yaitu:

·        Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak.

·        Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing,

·        Dapat dipelajari kapan dan dimana saja karena mudah dibawa, akan lebih Menarik apabila dilengkapi dengan gambar dan warna.

·        Perbaikan/revisi mudah dilakukan.

·        Kekurangan Media Bahan Cetak yaitu:

·        Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama,

·        Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa untuk membacanya,

·        Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan sobek.



2. Media Visual
Adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkaian), slides (bingkai) foto, gambar, atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.


Kelebihan media berbasis visual:

·        Lebih menarik karena ada gambar, sehingga memberikan pengalaman nyata untuk siswa.

·        Lebih mudah mengingat dengan visual peta konsep, maid mapping dan singkatan.

·        Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan siswa.

·        Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

Kekurangan media berbasis visual:

·        Akan terjadi kesulitan jika siswa mengalami masalah pada indra penglihatannya.

·         Siswa tidak akan memahami gambar jika gambar tidak jelas atau tidak sama dengan bentuk nyatanya.

·        Tidak dapat melayani siswa dengan gaya belajar auditif dan kinestetik.

·        Membutuhkan waktu yang lama untuk membuat gambar dan keterampilan khusus menyajikan gambar sesuai wujud aslinya.



3.     Media berbasis audio visual

       Kelebihan media berbasis audio visual:

·        Lebih efektif dalam menerima pembelajaran karena dapat melayani gaya bahasa siswa auditif maupun visual.

·        Dapat memberikan pengalaman nyata lebih dari yang disampaikan media audio   maupun visual.

·        Siswa akan lebih cepat mengerti karena mendengarkan disertai melihat langsung, sehingga tidak hanya membayangkan.

·        Lebih menarik dan menyenangkan menggunakan media audio visual.

 dalam media ini mencakup segala aspek indera pendengar, penglihat dan peraba. Sehingga kemampuan semua indera dapat terasah dengan baik karena dipergunakan dengan seimbang dan bersama.



Kekurangan media berbasis audio visual:          

·        Pembuatan media audio visual memerlukan waktu yang lama, karena memadukan 2 elemen yakni audio dan visual.

·        Membutuhkan keterampilan dan ketelitian dalam pembuatannya,karena harus mampu mencakup segala aspek indera pendengaran, penglihatan, dan peraba.

·        Biaya yang digunakan dalam pembuatan media audio visual cukup mahal

4.     Media berbasis computer

Kelebihan media berbasis computer ialah:

·        Penggunaan komputer dalam proses belajar membuat pembelajar dapat melakukan kontrol terhadap aktivitas belajarnya.

·        Dengan kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar pemakainya (record keeping), komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis.

·        Komputer memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik (graphic animation). Hal ini menyebabkan komputer mampu menyampaikan informasi dan pengetahuan dengan tingkat realisme yang tinggi.

·        Penggunaan komputer dalam proses belajar dapat meningkatkan hasil belajar

dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Contoh yang tepat untuk ini adalah program komputer simulasi untuk melakukan percobaan pada mata kuliah sains dan teknologi. Penggunaan program simulasi dapat mengurangi biaya bahan dan peralatan untuk melakukan percobaan.

Kekurangan media berbasis computer ialah:

·        Dalam menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer. 

·        Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreatifitas siswa, sehingga hal tersebut tentu tidak akan dapat mengembangkan kreatifitas siswa.

·        Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil.

·        Untuk kelompok yang lebih besar diperlukan tambahan peralatan lain yang mampu memproyeksikan pesan-pesan di monitor ke layar lebih besar.

Read more >>

Hakikat Media Pembelajaran



Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Santoso S. Hamidjojo, media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar idea, sehingga gagasannya sampai pada penerima. Adapun menurut Mc Luhan, media adalah sarana yang disebut pula channel, karena pada hakikatnya media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu, kini dengan bentuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada. Jadi, apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pembelajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.
Adapun pengertian media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar yang dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum, manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebh khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu :
- Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
- Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
- Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
- Efisiensi dalam waktu dan tenaga
- Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
- Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
- Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
- Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Jenis-jenis Media Pembelajaran
Ada berbagai macam jenis media pembelajaran yang ada namun tidak banyak jenis media yang bisa digunakan oleh guru di sekolah. Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya :
Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Secara umum media mempunyai kegunaan:
•Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
•Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
•Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
•Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
•Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton (1985) bahwa penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar dan pembelajaran dapat lebih menarik sebagai berikut :
•Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
•Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
•Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
•Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
•Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
•Peran guru berubahan kearah yang positif
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat, karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan dalam pengucapan, pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.


Daftar Pustaka :
https://asikbelajar.com/hakikat-media-pembelajaran/
Read more >>

Tokoh Pewayangan

Tokoh-tokoh Ramayana dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari mitologi Hindu di India.
  1. Anggada
  2. Anila
  3. Anjani
  4. Bharata
  5. Dasarata
  6. Hanoman
  7. Indrajit (Megananda)
  8. Jatayu
  9. Jembawan
  10. Kosalya
  11. Kumbakarna
  12. Aswanikumba
  13. Laksmana
  14. Parasurama
  15. Prahasta
  16. Rama Wijaya
  17. Rawana
  18. Satrugna
  19. Sita
  20. Subali
  21. Sugriwa
  22. Sumali
  23. Sumitra
  24. Surpanaka (Sarpakenaka)
  25. Trikaya
  26. Trijata
  27. Trinetra
  28. Trisirah
  29. Wibisana
  30. Wilkataksini
  31. Dewi Windradi
Tokoh-tokoh Mahabharata dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari mitologi Hindu di India.
  1. Abimanyu
  2. Resi Abyasa
  3. Amba
  4. Ambalika
  5. Ambika
  6. Antareja
  7. Antasena
  8. Arjuna
  9. Aswatama
  10. Baladewa
  11. Banowati
  12. Basupati
  13. Basudewa
  14. Bima
  15. Bisma
  16. Burisrawa
  17. Bayu
  18. Cakil
  19. Citraksa
  20. Citraksi
  21. Citrayuda
  22. Damayanti
  23. Dewayani
  24. Drona (Dorna)
  25. Drestadyumna
  26. Dretarastra
  27. Dropadi
  28. Durgandini
  29. Durmagati
  30. Dursala (Dursilawati)
  31. Dursasana
  32. Duryodana (Suyodana)
  33. Drupada
  34. Ekalawya
  35. Gatotkaca
  36. Gandabayu
  37. Gandamana
  38. Gandawati
  39. Indrajit
  40. Janamejaya
  41. Jayadrata
  42. Karna
  43. Kencakarupa
  44. Kertawarma
  45. Krepa
  46. Kresna
  47. Kunti
  48. Madri
  49. Manumanasa
  50. Matswapati
  51. Nakula
  52. Nala
  53. Niwatakawaca
  54. Pandu
  55. Parasara
  56. Parikesit
  57. Puru
  58. Rukma
  59. Rupakenca
  60. Sadewa
  61. Sakri
  62. Sakutrem
  63. Salya
  64. Sangkuni
  65. Samba
  66. Sanjaya
  67. Santanu
  68. Sarmista
  69. Satyabama
  70. Satyajit
  71. Satyaki
  72. Satyawati
  73. Srikandi
  74. Subadra
  75. Sweta
  76. Udawa
  77. Utara
  78. Utari
  79. Wesampayana
  80. Wicitrawirya
  81. Widura
  82. Wirata
  83. Wisanggeni
  84. Wratsangka
  85. Yayati
  86. Yudistira
  87. Yuyutsu
Versi Jawa Tengah dan Jawa Timur (wayang kulit/wayang orang) punakawan
  1. Semar
  2. Gareng
  3. Petruk
  4. Bagong
  5. Togog
Read more >>

Santanu

Santanu (Sanskerta: सांतनु; Śāṇtanu) adalah tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia adalah putra Raja Pratipa dari trah Candrawangsa, keturunan Maharaja Kuru, yang memiliki tegal bernama Kurukshetra, letaknya di India Utara. Prabu Santanu merupakan ayah Bisma dan secara sah, kakek daripada Pandu dan Dretarastra. Ia memerintah di Hastinapura, ibukota sekaligus pusat pemerintahan para keturunan Kuru, di Kerajaan Kuru.

Kehidupan awal
Prabu Santanu merupakan putra dari pasangan Raja Pratipa dengan Ratu Sunanda, keturunan Raja Kuru, yang menurunkan keluarga para Pandawa dan Korawa. Santanu berasal dari kata çanta yang berarti tenang, sebab Prabu Pratipa dalam keadaan tenang pada saat putranya lahir. Prabu Santanu sangat tampan, sangat cakap dalam memainkan senjata, dan senang berburu ke hutan. Pada saat ayahnya hendak pensiun, kakaknya, Dewapi dan Bahlika menolak mewarisi tahta. Dewapi memutuskan untuk hidup sebagai pertapa demi menemukan kedamaian, sementara Bahlika memutuskan untuk pergi berkelanan ke India Barat. Maka dari itu, Santanu menggantikan posisi ayahnya, Raja Pratipa, sebagai raja di Hastinapura.

Pernikahan dengan Gangga
Pada saat Prabu Santanu berburu ke tepi sungai Gangga, ia bertemu dengan wanita yang sangat cantik dan tubuhnya sangat indah. Wanita tersebut adalah Dewi Gangga (dalam tradisi Jawa disebut "Jahnawi"). Ia kena kutuk Dewa Brahma untuk turun ke bumi dan menjadi pasangan keturunan Raja Kuru. Karena terpikat oleh kecantikannya, Prabu Santanu merasa jatuh cinta. Dewi Gangga pun bersedia menjadi permaisurinya dengan syarat bahwa apapun yang ia lakukan terhadap anaknya, Prabu Santanu tidak boleh melarangnya. Jika Prabu Santanu melanggar janjinya, maka Dewi Gangga akan meninggalkannya. Karena perasaan cinta yang meluap-luap, maka syarat tersebut dipenuhi.

Setelah menikah, Dewi Gangga mengandung putranya yang pertama. Namun tak lama setelah anak tersebut lahir, ibunya segera menenggelamkannya ke sungai Gangga. Begitu pula pada para puternya yang selanjutnya, semua mengalami nasib yang sama. Sang raja mengetahui hal tersebut karena selalu membuntuti istrinya, namun ia tak kuasa mencegah karena terikat akan janji pernikahannya. Ketika Sang Dewi mengandung putranya yang kedelapan, Prabu Santanu tak tahan lagi. Lalu ia menghentikan perbuatan permaisurinya yang ia anggap sebagai perbuatan biadab dan tidak berperikemanusiaan.

Dewi Gangga menghentikan perbuatannya lalu menjelaskan bahwa putra-putra yang ia lahirkan merupakan inkarnasi dari Astabasu atau delapan Wasu. Tindakannya menenggelamkan bayi-bayi tersebut adalah untuk melepaskan jiwa mereka agar mencapai surga, kediaman para Wasu. Konon, delapan Wasu tersebut pernah mencuri lembu sakti miliki Resi Wasista. Karena ketahuan, mereka dikutuk oleh Resi Wasista supaya kekuatan Dewata mereka hilang dan menjelma sebagai manusia. Salah satu dari delapan Wasu tersebut bernama Prabata yang merupakan pemimpin daripada rencana pencurian tersebut. Karena ia merupakan pelaku utama dan ketujuh Wasu lainnya hanya ikut membantu, maka Prabata yang menjelma paling lama sebagai manusia. Kelak Prabata menjelma sebagai seorang manusia sakti yang bernama Dewabrata. Setelah menjelaskan hal tersebut kepada Prabu Santanu, Dewi Gangga yang masih mengandung lenyap di sungai Gangga.

Kemunculan Bisma
Prabu Santanu akhirnya merelakan kepergian permaisurinya dan kembali lagi ke istana, memerintah kerajaan Hastinapura. 16 tahun kemudian, Prabu Santanu yang sedang bosan, jalan-jalan ke tepi sungai Gangga. Di sana ia melihat seorang putra yang sangat kuat, mampu membendung air sungai Gangga menggunakan ratusan anak panah. Setelah ibunya (Dewi Gangga) muncul dan menjelaskan asal usul anak tersebut, Prabu Santanu sangat gembira, sebab putranya yang dibawa pergi semenjak lahir telah kembali pulang. Oleh Santanu, anak tersebut diberi nama Dewabrata. Sang Prabu mengajak anak tersebut ke istana. Dewabrata tumbuh menjadi putera yang berbakti kepada orang tua dan memiliki jiwa ksatria tinggi. Ia bahkan dicalonkan sebagai penerus tahta.

Pernikahan dengan Satyawati
Pada suatu ketika Prabu Santanu mendengar desas-desus bahwa di sekitar sungai Yamuna tersebar bau yang sangat harum semerbak. Dengan rasa penasaran Prabu Santanu jalan-jalan ke sungai Yamuna. Ia menemukan sumber bau harum tersebut dari seorang gadis desa, bernama Gandhawati (lebih dikenal sebagai Satyawati atau Durgandini). Gadis tersebut sangat elok parasnya dan harum tubuhnya. Prabu Santanu jatuh cinta dan hendak melamar gadis tersebut. Ayah gadis tersebut bernama Dasabala. Ketika Sang Raja melamar gadis tersebut, orang tuanya mengajukan syarat bahwa jika Gandhawati (Satyawati) menjadi permaisuri Prabu Santanu, ia harus diperlakukan sesuai dengan Dharma dan keturunan Gandhawati-lah yang harus menjadi penerus tahta. Mendengar syarat tersebut, Sang Raja pulang dengan kecewa dan menahan sakit hati. Ia menjadi jatuh sakit karena terus memikirkan gadis pujaannya yang tak kunjung ia dapatkan.

Melihat ayahnya jatuh sakit, Dewabrata menyelidikinya. Ia bertanya kepada kusir yang mengantarkan ayahnya jalan-jalan. Dari sana ia memperoleh informasi bahwa ayahnya jatuh cinta kepada seorang gadis. Akhirnya, ia berangkat ke sungai Yamuna. Ia mewakili ayahnya untuk melamar puteri Dasabala, Gandhawati, yang sangat diinginkan ayahnya. Ia menuruti segala persyaratan yang diajukan Dasabala. Ia juga bersumpah tidak akan menikah seumur hidup dan tidak akan meneruskan tahta keturunan Raja Kuru agar kelak tidak terjadi perebutan kekuasan antara keturunannya dengan keturunan Gandhawati. Sumpahnya disaksikan oleh para Dewa dan semenjak saat itu, namanya berubah menjadi Bisma. Akhirnya Prabu Santanu dan Dewi Gandhawati menikah lalu memiliki dua orang putra bernama Citrānggada dan Wicitrawirya. Prabu Santanu wafat dan Bisma menunjuk Citrānggada sebagai penerus tahta Hastinapura. Kelak Wicitrawirya akan menurunkan keluarga besar Pandawa dan Korawa.
Read more >>

Prabu Matswapati

Prabu Matswapati adalah raja binatara (agung) negara Wirata, seorang raja yang memerintah segala raja. Negara Wirata terhitung negara tertua pada zaman Purwa. Prabu Matswapati berputra tiga orang: Raden Seta, Raden Utara, Raden Wratsangka, dan berputri seorang, Dewi Utari.
Ketiga putra tersebut adalah pahlawan negara Wirata. Di dalam perang Baratayuda mereka berganti-ganti memimpin perang dan ketiga-tiganya tewas berturut-turut. Dewi Utara diperistriRaden Angkawijaya.
Prabu Matswapati sangat sayang pada keluarga Pandawa. Di dalam perang Baratayuda ia memihak Pendawa dan menjadi pemimpin serta penasehat mereka.
Prabu Matswapati bermata kedondongan, berhidung dan bermulut serba lengkap, berjenggot. Bermahkota topong, berzamang tiga susun dengan garuda membelakang, berpraba dan bersunting waderan. Bergelang. Berpontoh. Berkeroncong dan berkain bokongan raton, kerajaan.
Kedua tangan yang diatur seperti tampak di dalam gambar menandakan, bahwa ia menyilakan tamu dengan hormat, misalnya pada waktu ia menyilakan seorang tamu raja.
Kalau menyilakan hanya dengan satu tangan, tangan depan, itu berarti, bahwa ia menyilakan seorang tamu bukan raja. Menggerakkan satu tangan dilakukan pada waktu sedang berbicara, dan mendiamkan saja tangan itu berarti, bahwa percakapan sudah selesai
Read more >>
 

.: Live Traffic :.

.: Fans Box :.

.: Follower :.